Transubstansi dalam bahasa Yunani, adalah μετουσίωσις (Metoisiosis) adalah dogma Gereja yang mengajarkan bahwa Roti (Lêhhêm) dan Anggur (`Anåv) adalah benar-benar Tubuh (Guf) dan Darah (Dåm) Kristus (HaMåshiahh) sendiri. Dalam Gereja Katolik Roma, dipercayai bahwa Imam sanggup merubah (secara pasif, yang bekerja adalah Roh secara aktif) Roti (Lêkhêm) dan Anggur (`Anåv) menjadi Tubuh (Guf) dan Darah (Dåm) Kristus (HaMåshiahh) saat mengucapkan sebuah "mantra" *Inilah TubuhKu.... Inilah DarahKu....*, namun dalam Gereja Orthodox Timur, percaya bahwa sejak awal liturgi, Roti (Lêhhêm) dan Anggur (`Anåv) sudah menjadi Tubuh (Guf) dan Darah (Dåm) Kristus (HaMåshiahh). Jadi, secara mudah kita tahu bahwa dalam dogma Transubstansi, Roti (Lêhhêm) dan Anggur (`Anåv) adalah benar-benar Tubuh (Guf) dan Darah (Dåm) Kristus (HaMåshiahh) sendiri dan bukan semata-mata sebagai simbol (Sémêl) saja.
The Confession of Dositheus yang dihasilkan dalam Sinode Yerusalem oleh Gereja Ortodoks Timur pada tahun 1672 berbicara tentang suatu "perubahan" (μεταβολή) atau "metousiosis" (μετουσίωσις) dari roti dan anggur. "Μετ-ουσί-ωσις" (met-ousi-osis) adalah kata Yunani yang digunakan untuk merepresentasikan kata Latin "trans-substanti-atio", sebagaimana kata Yunani "μετα-μόρφ-ωσις" (meta-morph-osis) selaras dengan kata Latin "trans-figur-atio". The Longer Catechism of The Orthodox, Catholic, Eastern Church, atau dikenal sebagai Katekismus St. Philaret (Drozdov) dari Moskow, menggunakan kata "transubstansiasi" atau "μετουσίωσις" pada pertanyaan 339 dan 340.
Dekret XVII dari The Confession of Dositheus menuliskan:
Dalam perayaan (Ekaristi) kita meyakini Tuhan Yesus Kristus hadir. Ia bukan hadir seperti biasanya, bukan hanya figuratif, bukan juga melalui limpahan rahmat, sebagaimana dalam Misteri lainnya ... Tetapi sungguh-sungguh dan benar-benar (hadir), sehingga setelah konsekrasi roti dan anggur, roti tersebut ditransmutasikan, ditranssubstansiasikan, diubah, dan ditransformasikan menjadi benar-benar Hakikat Tubuh Tuhan ... dan anggur tersebut diubah dan ditranssubstansiasikan menjadi benar-benar Hakikat Darah Tuhan, yang seperti saat Ia tergantung di kayu salib, tercurah bagi kehidupan dunia ini.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa roti dan anggur yang dikonsekrasi dalam Ekaristi adalah mutlak tidak ada perubahan fisik, namun terbuka pada perubahan yang mungkin terjadi dan diterima panca indra ataupun penelitian ilmiah. Dan ditegaskan juga adanya "Kehadiran Nyata" Kristus, yakni seluruh substansi roti (atau hosti) dan anggur diubah secara nyata menjadi substansi Tubuh dan Darah Tuhan Yesus Kristus, bersama dengan jiwa dan keilahian-Nya. Ajaran Gereja menyebut perubahan ini sebagai "transubstansiasi". Gereja Katolik, sebagaimana catatan hasil Konsili Trente dalam Katekismus Gereja Katolik 1376, melihat kata-kata Yesus sendiri saat Perjamuan Terakhir sebagai dasar keyakinan ini, yaitu dalam: Injil Sinoptik (Matius 26:26, Markus 14:22, Lukas 22:19) dan Surat Paulus (1 Korintus 11:24).
Dalam Ritus Roma, pastor atau pelayan lain yang memberikan hosti yang telah dikonsekrir kepada seorang komunikan akan mengatakan "Tubuh Kritus", menunjukan bahwa apa yang dipandang sebagai kenyataan sedang diberikan. Kemudian komunikan menjawab "Amin" sebagai tanda persetujuan dan imannya.
St. Theodorus Studita dalam risalahnya On the Holy Icons: "Sebab, kita mengakui bahwa umat beriman menerima tubuh dan darah Kristus yang sesungguhnya, menurut suara Tuhan sendiri."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar